Toyota Dorong Masa Depan Berkelanjutan Lewat Inovasi Teknologi Hidrogen dan Bioetanol

Toyota-Astra Motor (TAM) mengukuhkan komitmennya terhadap keberlanjutan melalui rangkaian kendaraan dan teknologi ramah lingkungan. Dengan mengusung tema keberlanjutan, Toyota memperkenalkan berbagai inovasi berbasis energi baru terbarukan (EBT), termasuk debut perdana Toyota Mirai Gen-2 Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) dan Flexy Fuel Vehicle (FFV), yang dirancang untuk mendukung transisi energi Indonesia menuju netralitas karbon.

Toyota Mirai Gen-2, yang menggunakan hidrogen murni sebagai sumber energinya, menjadi sorotan utama dalam GJAW 2024. Kendaraan ini menghasilkan nol emisi, hanya mengeluarkan air murni sebagai hasil pembakaran. Dengan teknologi hidrogen, Toyota berharap dapat mendorong pemanfaatan energi terbarukan yang tersedia melimpah di Indonesia, seperti gas hidrogen yang dapat digunakan untuk transportasi, industri, hingga kebutuhan rumah tangga.

“Hidrogen adalah sumber energi masa depan yang potensial, khususnya di negara seperti Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam untuk produksi hidrogen,” ujar Hiroyuki Ueda, President Director PT Toyota-Astra Motor.

Selain teknologi hidrogen, Toyota juga memperkenalkan kendaraan FFV seperti Kijang Innova Zenix HEV FFV dan Fortuner FFV. Mobil-mobil ini dirancang untuk menggunakan bahan bakar bioetanol, sebuah alternatif BBM yang dihasilkan dari tanaman seperti tebu, jagung, dan singkong.

“Bioetanol tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendukung kesejahteraan petani melalui peningkatan permintaan terhadap tanaman-tanaman lokal. Ini menciptakan siklus positif antara keberlanjutan lingkungan dan ekonomi,” jelas Bob Azam, Vice President Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Toyota mencatatkan penjualan kendaraan elektrifikasi sebanyak 33.336 unit dari Januari hingga Oktober 2024, meningkat 27% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sebagian besar kontribusi berasal dari model hybrid yang diproduksi secara lokal, seperti Kijang Innova Zenix HEV dan Yaris Cross HEV.

Melalui strategi produksi ramah lingkungan atau green manufacturing, Toyota juga menerapkan langkah-langkah seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan pengurangan jejak karbon di fasilitas produksinya.

“Toyota tidak hanya menghadirkan kendaraan beremisi rendah, tetapi juga memastikan proses produksinya mendukung keberlanjutan lingkungan. Kami ingin menciptakan harmoni antara teknologi modern dan kelestarian alam,” ungkap Nandi Julyanto, President Director PT TMMIN.

Dengan pendekatan Multi Pathway Strategy, Toyota menawarkan solusi mobilitas yang beragam—mulai dari Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), hingga Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV). Toyota juga berkontribusi dalam mendorong transisi energi terbarukan, sesuai dengan roadmap Pemerintah Indonesia menuju Net Zero Emission pada 2060.

“Toyota terus berinovasi untuk mendukung skema transisi energi di Indonesia, baik melalui teknologi kendaraan maupun pengembangan bahan bakar terbarukan seperti hidrogen dan bioetanol,” tutup Henry Tanoto, Vice President Director PT TAM.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *