Pendapatan PGE Tembus US$101 Juta di Kuartal I, Ketangguhan Energi Panas Bumi di Tengah Turbulensi Global

Di tengah gejolak geopolitik dan tekanan ekonomi global, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) justru menorehkan pencapaian gemilang dengan pendapatan US$101,51 juta pada kuartal pertama 2025. Kinerja ini tidak hanya mencerminkan kekuatan bisnis berbasis panas bumi, tetapi juga menjadi bukti nyata peran strategis energi terbarukan dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2025, PGE membuktikan ketangguhan bisnisnya dengan fondasi keuangan yang kian kokoh. Kas operasional perusahaan melonjak 12,04% secara tahunan (YoY) menjadiUS$7,47juta, sementara total asset mencapai US77,47juta,sementara total asset mencapai US3,03 miliar didukung pertumbuhan ekuitas 1,56%  (US2,04miliar). Likuiditas juga terjaga dengan kas dan setara  US2,04miliar).

Likuiditas juga terjaga dengan kas dan setara kas besar US$703,86 juta, meningkat 7,43% dari periode sebelumnya. “Kami tidak hanya bertahan, tapi tumbuh. Ini adalah buah dari strategi efisiensi operasional dan fokus pada proyek-proyek berdaya saing tinggi,” tegas Yurizki Rio, Direktur Keuangan PGE.

Di tengah pencapaian keuangan yang solid, PGE terus mendorong ekspansi melalui proyek-proyek strategis. Proyek Lumut Balai Unit 2 (55 MW) ditargetkan beroperasi pertengahan 2025, disusul pengembangan Hululais Unit 1 & 2 (110 MW) berbasis teknologi ramah lingkungan, serta solusi co-generation 230 MW untuk integrasi energi industri lokal. Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menegaskan komitmen perusahaan: “Target 1 GW kapasitas mandiri dalam 2-3 tahun bukan sekadar angka, tapi komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai episentrum panas bumi dunia.”

Kelebihan panas bumi sebagai energi hijau semakin terlihat di tengah ketegangan global. Sementara negara lain terhambat fluktuasi mata uang dan ketidakpastian geopolitik, PGE justru memanfaatkannya sebagai pilar kedaulatan energi untuk mengurangi ketergantungan impor. Tak hanya itu, panas bumi juga menjadi penopang target Net Zero Emission (NZE) 2060 Indonesia melalui pengurangan emisi 9,9 juta ton CO2 per tahun, sekaligus menarik investasi hijau potensial senilai US$3,1 miliar hingga 2033.

Dengan pengalaman 40 tahun dan portofolio 1.887 MW (672 MW dikelola mandiri), PGE tak hanya unggul di skala nasional. Perusahaan ini sedang memantapkan diri sebagai benchmark panas bumi Asia, dengan rencana adopsi teknologi binary cycle dan optimalisasi reservoir berbasis kecerdasan artifisial (AI). “Kami membangun masa depan di mana panas bumi bukan alternatif, tapi tulang punggung energi bersih Indonesia,” tutup Yurizki.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

8 thoughts on “Pendapatan PGE Tembus US$101 Juta di Kuartal I, Ketangguhan Energi Panas Bumi di Tengah Turbulensi Global”

  1. I was wondering if you ever thought of changing the structure
    of your website? Its very well written; I love what youve got to say.

    But maybe you could a little more in the way of content
    so people could connect with it better. Youve got an awful lot of
    text for only having 1 or 2 pictures. Maybe you could space it out better?