Sebagai salah satu kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk lanskap keamanan siber di kawasan ini. Menghadapi berbagai ancaman digital, termasuk serangan ransomware yang dapat mengancam infrastruktur vital, Indonesia perlu memiliki resiliensi keamanan siber yang tangguh dan solid
Dalam rangka memperkuat resiliensi keamanan siber Indonesia, Huawei, sebagai penyedia infrastruktur TIK dan perangkat pintar global, turut berpartisipasi dalam National Cybersecurity Connect (NCC) 2024. Acara tahunan ini diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) dan Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII). Tujuannya adalah membangun kerangka kerja Digital TRUST sebagai pilar utama dalam meningkatkan kepercayaan digital dan melindungi kedaulatan digital Indonesia.
Kehadiran Huawei di NCC 2024 menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan ekosistem keamanan siber di Indonesia sebagai bagian dari visi Indonesia Digital 2045. Di forum ini, Huawei memperkenalkan berbagai solusi keamanan digital, seperti teknologi anti-ransomware dan sistem perlindungan infrastruktur kritikal. Dengan menawarkan solusi teknologi terkini, Huawei berkomitmen untuk memperkuat ekosistem keamanan siber nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Slamet Aji Pamungkas, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), mengatakan, Indonesia telah menetapkan visi menjadi salah satu kekuatan ekonomi global terbesar dalam visi Indonesia Emas 2045, dengan ekonomi digital sebagai tulang punggungnya. Saat ini, ekonomi digital menghadapi berbagai ancaman siber. Kami berharap melalui NCC 2024, akan ada rekomendasi penting yang bisa diajukan kepada pemerintah untuk memperkuat keamanan siber nasional. “Praktik terbaik dari industri global seperti Huawei sangat diperlukan untuk memperkaya wawasan dan menjadi benchmark dalam membangun infrastruktur keamanan siber,” katanya.
Dalam sesi kongres, Hokky Situngkir, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk BSSN, APTIKNAS, WANTRII, dan Huawei. Ia menekankan pentingnya meningkatkan literasi keamanan siber di Indonesia. “Selain penguatan teknis, upaya besar dalam meningkatkan literasi digital harus dilakukan secara masif agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya keamanan siber, yang pada akhirnya akan mendukung perlindungan data dan informasi pribadi dari ancaman digital.”
Secara terpisah, Dr. Sulistyo, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN, menekankan pentingnya peningkatan kapabilitas sumber daya manusia dalam ekosistem keamanan siber. “Teknologi tidak terlepas dari peran talenta dan sumber daya manusianya. Seiring dengan perkembangan teknologi, kapabilitas SDM juga harus terus ditingkatkan untuk menutup kesenjangan kebutuhan profesional keamanan siber yang kompeten. Kami mengapresiasi dukungan dari industri, seperti Huawei, yang secara konsisten berkontribusi dalam pengembangan talenta digital di sektor keamanan siber.”