Baru saja bangkit dari pusaran rencana restrukturisasi yang disetujui para kreditur, KTM kembali diterpa badai permasalahan yang tak kalah pelik. Pabrikan motor kebanggaan Austria ini dengan berat hati mengumumkan penghentian sementara aktivitas produksi di pabrik utamanya di Mattighofen. Biang keladinya tak lain adalah krisis kelangkaan komponen krusial yang menghambat kelancaran lini perakitan. Keputusan pahit ini diambil hanya beberapa pekan setelah produksi kembali bergeliat pada Maret lalu, dan diperkirakan akan berlangsung cukup lama, hingga 27 Juli 2025 mendatang.
Perjalanan KTM memang penuh liku. Awal tahun ini, secercah harapan sempat menyinari langit Mattighofen ketika para kreditur memberikan lampu hijau untuk rencana restrukturisasi perusahaan pada akhir Februari. Namun, angin segar itu kini berubah menjadi badai rantai pasok yang menerjang tanpa ampun. Berdasarkan laporan dari media Jerman, 1000PS, akar permasalahan ini ternyata bermula dari jeda pemesanan komponen baru yang berlangsung hampir tiga bulan lamanya saat krisis finansial melanda KTM tahun lalu. Kala itu, perusahaan bahkan sempat berada dalam status self-administration, sebuah langkah pengelolaan mandiri untuk menghindari jurang kebangkrutan, yang sayangnya berujung pada pemutusan hubungan kerja ratusan karyawan dan penghentian sementara aktivitas balap yang menjadi ciri khas merek ini.
Dalam konferensi video yang digelar pada Kamis (24/4) dengan para karyawan, CEO KTM Gottfried Neumeister tak menyembunyikan situasi genting yang sedang dihadapi perusahaan. “Masalah serius dalam rantai pasok telah membuat produksi tidak dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Stok komponen yang tersedia saat ini hanya cukup untuk merakit sekitar 4.200 unit motor, dan kami kini menghadapi kekurangan komponen-komponen kritis. Dengan berat hati, kami terpaksa menunda kembali aktivitas produksi hingga akhir Juli,” ungkap Neumeister seperti dikutip Visordown.
Krisis ini semakin memperburuk keadaan finansial KTM yang juga tengah berjuang untuk menutupi kesenjangan pendanaan sebesar €600 juta (sekitar Rp10,2 triliun). Dana segar ini harus segera diperoleh perusahaan induk KTM, Pierer Mobility, sebelum tenggat waktu krusial pada 23 Mei 2025, sebagai bagian dari kesepakatan yang telah dicapai dengan para kreditur. Kegagalan dalam memenuhi tenggat waktu ini berpotensi mengancam seluruh upaya restrukturisasi yang telah susah payah dirancang.
Di tengah badai permasalahan internal, KTM juga mengambil langkah strategis untuk menghentikan distribusi motor CFMoto di pasar Eropa. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk memfokuskan sumber daya pada penguatan merek-merek inti mereka, yaitu KTM, Husqvarna, dan GasGas. Langkah ini dianggap sebagai upaya efisiensi yang diperlukan di tengah ketidakpastian pasokan komponen yang sedang melanda.
Upaya KTM untuk menghidupkan kembali roda produksi pada bulan lalu ternyata tidak mendapatkan respons yang diharapkan dari sebagian pemasok. Beberapa di antaranya dikabarkan enggan untuk melanjutkan pasokan komponen karena kekhawatiran yang mendalam terhadap stabilitas finansial perusahaan. Kendati demikian, laporan dari 1000PS menyebutkan bahwa KTM masih menyimpan optimisme untuk menemukan solusi terbaik dalam mengatasi krisis ini.
Penghentian produksi yang terjadi untuk kedua kalinya dalam kurun waktu satu tahun ini menjadi cerminan betapa rentannya rantai pasok global, terutama bagi perusahaan yang sedang berjuang untuk memulihkan kondisi finansialnya. Bagi KTM, momentum untuk kembali merebut hati pasar setelah upaya restrukturisasi kini harus tertunda akibat ketergantungan pada pasokan komponen dari pihak eksternal dan tekanan likuiditas yang menghimpit. Nasib ribuan pekerja yang menggantungkan hidupnya pada pabrikan ini, serta loyalitas para pelanggan setia, kini dipertaruhkan. Mampukah KTM melewati badai krisis berlapis ini dan kembali memproduksi motor-motor berkualitas tinggi yang telah menjadi ciri khas mereka? Jawabannya kemungkinan besar akan terlihat setelah melewati tenggat waktu pendanaan pada bulan Mei dan kelanjutan pasokan komponen pada bulan Juli mendatang.