Keamanan Siber Jadi Kunci Keberlanjutan Ekosistem Digital di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang kian pesat menuntut perhatian lebih terhadap keamanan siber. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menunjukkan komitmennya dalam mengatasi tantangan ini melalui pendekatan teknologi mutakhir dan kolaborasi strategis lintas sektor.

Berdasarkan data Google Temasek dan Bain Company (2024), Indonesia menjadi pasar terbesar ekonomi digital di ASEAN, dengan kontribusi sekitar 35 persen pangsa ekonomi internet regional. Meski begitu, tantangan dalam membangun ekosistem digital yang inklusif dan aman tetap signifikan, terutama dalam mengurangi kesenjangan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Dalam acara Wholesale Digital Workshop 2024 bertajuk “Digital Ekonomi di Indonesia: Tren, Regulasi, dan Tantangan Keamanan Siber”, SEVP Technology and Operations BNI Victor Korompis menekankan pentingnya keamanan siber sebagai landasan utama ekosistem ekonomi digital. “Kami di BNI memprioritaskan perlindungan data dan keamanan transaksi digital melalui teknologi berlapis. Ini adalah upaya kami untuk memastikan setiap transaksi pelanggan berjalan dengan aman,” ujar Victor.

Victor juga mengungkapkan bahwa BNI terus berinovasi melalui platform BNIdirect, yang menyediakan solusi digital terintegrasi bagi pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk mendorong efisiensi dan daya saing mereka di era digital.

Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenko Perekonomian, Bayu Anggara Silvatika, menggarisbawahi pentingnya literasi digital dan regulasi adaptif. “Tanpa pemahaman yang memadai dari masyarakat dan pelaku usaha, potensi teknologi digital sulit dioptimalkan. Oleh karena itu, kami merancang kerangka ekonomi digital dengan fokus pada pengembangan infrastruktur, SDM, dan penguatan keamanan siber,” jelasnya.

Bayu juga menyebutkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan regulasi yang dapat mengikuti kecepatan inovasi teknologi, tanpa menghambat perkembangan sektor ekonomi digital. “Fokus utama kami adalah melindungi data pribadi dan keamanan transaksi digital di Indonesia,” tambahnya.

Managing Director Boston Consulting Group, Nerijus Zemgulys, menyoroti peran bank sebagai anchor dalam mempercepat digitalisasi sektor usaha, terutama UMKM. “Bank memiliki posisi strategis untuk memfasilitasi digitalisasi layanan, termasuk pengelolaan rantai pasokan yang lebih efisien. Hal ini memungkinkan pengusaha untuk memberikan layanan lebih cepat, sekaligus memudahkan konsumen mengakses kebutuhan mereka,” ujarnya.

Selain itu, Nerijus mendorong pelaku usaha untuk mengadopsi teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan Augmented Reality (AR). Menurutnya, teknologi ini menjadi kunci bagi bisnis untuk tetap kompetitif di pasar digital yang semakin dinamis.

Diskusi dalam Wholesale Digital Workshop 2024 ini bukan hanya sekadar ajang berbagi wawasan, tetapi juga menjadi langkah nyata BNI dalam mendorong kolaborasi multi-pihak untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan berkelanjutan. Dengan sinergi antara sektor pemerintah, swasta, dan pelaku bisnis, ekonomi digital Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan utama di kawasan ASEAN, sambil memastikan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan data dan transaksi digital tetap terjaga.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 thought on “Keamanan Siber Jadi Kunci Keberlanjutan Ekosistem Digital di Indonesia”

  1. You really make it seem really easy with your presentation but I find this matter to be actually one thing which I feel I would by no means understand. It kind of feels too complex and extremely extensive for me. I am looking forward in your next put up, I will attempt to get the grasp of it!