Luca Salvadori, seorang pembalap muda berbakat Italia, kehilangan nyawanya dalam sebuah insiden tragis saat mengikuti kejuaraan balap jalanan di Jerman tahun lalu. Kecelakaan ini terjadi setelah seorang pembalap di depannya terjatuh, dan kini, ayahnya, Maurizio Salvadori, berbagi detail emosional mengenai kejadian tersebut melalui saluran YouTube milik Luca.
Dalam wawancara tersebut, Maurizio mengakui bahwa banyak aturan keselamatan yang tidak diikuti, yang menjadi salah satu alasan mengapa mereka memutuskan untuk membawa kasus ini ke pengadilan. Ia menekankan betapa pentingnya kepatuhan terhadap regulasi demi keselamatan para pembalap.
Dalam balapan itu, Luca mengikuti seorang pembalap lain dengan sangat dekat. Tiba-tiba, pembalap tersebut terjatuh dengan cara yang sangat berbahaya. Luca hanya memiliki sedikit waktu untuk bereaksi sebelum menabrak tubuh pembalap yang jatuh. Kecepatannya yang tinggi membuatnya terjatuh ke sisi jalan dan meluncur ke tumpukan jerami yang seharusnya melindungi pepohonan.
Maurizio menjelaskan, “Balapan jalanan harus diselenggarakan sesuai dengan aturan ketat dari federasi internasional. Namun, pada balapan Luca, aturan-aturan tersebut tidak diikuti. Saya terpaksa melihat rekaman kecelakaan itu sebagai bagian dari proses hukum yang kami lakukan di pengadilan Jerman.”
Ia juga menambahkan, “Kami berusaha menunjukkan dinamika kecelakaan dengan konstruksi 3D yang akurat. Luca berkecepatan 250 km/jam saat memasuki tikungan. Tiba-tiba, ia meluncur dan terjatuh di depan Luca yang terpaksa bergerak ke kiri ke arah rumput.”
Maurizio juga mengungkapkan bahwa pagar pengaman yang ada tidak dipasang dengan benar, sehingga menciptakan celah yang membahayakan. “Tumpukan jerami yang ada ternyata tidak sesuai standar keselamatan, dan seharusnya tidak digunakan dalam kondisi ini,” tegasnya.

Dalam wawancara itu, Maurizio juga menceritakan percakapan terakhir dengan Luca sebelum tragedi terjadi, yang menambah kesedihan dalam kisah ini. “Dalam obrolan terakhir, saya bercanda tentang keinginan untuk dikremasi. Luca setuju bahwa itu pilihan yang baik. Ironisnya, itulah yang terjadi setelah kepergiannya.”
Maurizio berharap agar semua memorabilia Luca, termasuk sepeda motor dan perlengkapan balapnya, dapat disimpan di tempat yang sesuai dengan siapa dia dan apa yang telah dilakukannya. Ia merencanakan untuk menyimpan semuanya di Pabrik Trident Motorsport.
Kasus ini menjadi pengingat betapa pentingnya keselamatan dalam balap motor, terutama setelah insiden serupa yang menimpa Shane ‘Shakey’ Bryne pada tahun 2018. Maurizio berharap agar tragedi yang menimpa putranya dapat mendorong perubahan yang diperlukan dalam regulasi keselamatan balap.