Huawei dan Kemnaker Luncurkan Gerakan Nasional: 1 Juta Talenta Digital Siap Hadapi Era Industri 5.0

Menjawab tantangan revolusi industri 5.0, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Huawei Indonesia meluncurkan Gerakan Nasional Pencetakan Talenta Digital Unggulan. Ini merupakan inisiatif strategis untuk mencetak satu juta SDM digital siap kerja hingga 2028. Kolaborasi ini diperkuat melalui penandatanganan perpanjangan Nota Kesepahaman (MoU) di Huawei Innovation Centre Jakarta, sebagai kelanjutan dari program pengembangan kapasitas digital yang telah berjalan sejak 2022.

MoU ini berfokus pada tiga pilar utama: pelatihan berbasis industri, yang mencakup kurikulum khusus di bidang kecerdasan buatan (AI), komputasi awan, dan Internet of Things (IoT) yang dirancang bersama Huawei; skema magang di ekosistem Huawei dan mitra korporasi, termasuk penempatan kerja prioritas untuk lulusan terbaik; serta pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berbasis simulasi VR untuk 10.000 pekerja di sektor infrastruktur teknologi. “Era industri 5.0 menuntut talenta yang tidak hanya melek digital, tetapi juga mampu berinovasi. Melalui kemitraan ini, kami ingin memastikan bahwa 70% peserta pelatihan langsung terserap di pasar kerja,” tegas Prof. Yassierli, Menteri Ketenagakerjaan RI.

Mr. Long, CEO Huawei Indonesia, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan talenta lokal. “Sejak 2000, kami telah melatih 50.000 talenta lokal. Tahun ini, kami akan membuka Huawei Digital Academy di 10 provinsi, dilengkapi laboratorium AI dan 5G terintegrasi. Ini adalah bentuk nyata dukungan kami untuk Indonesia Emas 2045.,” katanya dalam siaran resmi, Kamis (24/4/2025)

Di antara prestasi yang sudah dicapai, terdapat pelatihan K3 di ketinggian untuk 5.000 pekerja proyek infrastruktur telekomunikasi, serta keberhasilan menciptakan 21 instruktur K3 tersertifikasi yang tersebar dari Sumatera hingga Papua. Selain itu, Huawei juga meraih Zero Accident Award selama 10 tahun berturut-turut untuk standar K3 tertinggi.

Program ini sangat relevan mengingat 60% pekerjaan di 2030 belum ada hari ini, sehingga pelatihan ini menjawab kebutuhan kompetensi baru seperti quantum computing dan edge AI. Lulusan program ini berhak mendapatkan sertifikat internasional Huawei yang diakui di 170 negara, serta kuota 30% peserta dari daerah tertinggal dan penyandang disabilitas.

MoU ini berlaku dari 2025 hingga 2028, dengan target mencetak satu juta talenta terlatih dan investasi Huawei sebesar Rp200 miliar untuk pengembangan infrastruktur pelatihan. Mitra strategis dalam program ini mencakup 50 perusahaan tech-driven seperti GoTo, Telkomsel, dan Pertamina.

Sebagai aksi nyata di 2025, akan diadakan job fair nasional hybrid di lima kota (Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Bali) dengan 5.000 lowongan prioritas di sektor teknologi. Selain itu, peluncuran aplikasi Kemnaker-Huawei Skill Navigator akan memudahkan pemetaan kompetensi digital pekerja.

Program ini juga menyediakan incubation fund senilai Rp50 miliar bagi startup lokal yang fokus pada solusi K3 digital dan manajemen talenta. “Kami ingin lahirnya decacorn baru dari garapan lulusan program ini,” tambah Jeffrey Wang, VP Huawei.

Bagi milenial dan Gen-Z yang ingin menjadi bagian dari revolusi industri 5.0, saatnya untuk mendaftar. “Tidak perlu latar belakang IT – kami akan bekali kalian dari nol,” ajak Agung Nur Rohmad, Dirjen Pelatihan Vokasi Kemnaker.

Cara bergabung sangat mudah. Daftar melalui platform Kartu Prakerja Gelombang 15 di menu kolaborasi Kemnaker-Huawei, ikuti coding bootcamp gratis selama tiga bulan, dan dapatkan sertifikasi serta akses ke job matching eksklusif.

Huawei Indonesia, perusahaan teknologi global yang telah beroperasi di Indonesia sejak 2000, berfokus pada pengembangan infrastruktur digital dan pemberdayaan SDM. Sementara itu, Kemnaker bertanggung jawab dalam pembinaan, pengawasan, dan pengembangan ketenagakerjaan untuk mewujudkan SDM Indonesia unggul.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *