Di balik tumpukan sampah organik yang kerap dianggap sebagai masalah, tersembunyi rantai nilai yang mampu mengubah limbah menjadi berkah bagi banyak pihak. Magalarva, wirausaha sosial penerima hibah DBS Foundation, membuktikan hal ini dengan membangun ekosistem yang tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga menciptakan gelombang kesejahteraan dari tingkat paling dasar hingga pasar global.
Dimulai dari pemulung yang biasa mengais sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Magalarva memberikan insentif tambahan sebesar 35% bagi mereka yang memilah dan menjual sampah organik. “Dulu, sampah organik dianggap tidak bernilai. Kini, dengan sistem ini, mereka bisa mendapatkan pendapatan tambahan hingga Rp1,2 juta per bulan,” ujar Rendria Labde, Founder & CEO Magalarva. Tidak hanya meningkatkan pendapatan, inisiatif ini juga memberdayakan 130 pemulung dalam jaringan pemilahan sampahnya, mengubah peran mereka dari “pengepul” menjadi “agen perubahan lingkungan”.
Naik ke tingkat berikutnya, Magalarva menyerap tenaga kerja lokal untuk mengoperasikan fasilitas pengolahan di Bekasi dan Tangerang Selatan. Dari 43 operator pabrik hingga 23 perempuan—empat di antaranya menjabat posisi manajerial—perusahaan ini membuka lapangan kerja yang inklusif. “Saya sebelumnya hanya ibu rumah tangga. Sekarang, saya bisa mandiri secara finansial sekaligus berkontribusi mengurangi sampah di lingkungan saya,” tutur Siti, salah satu operator Magalarva.
Limbah organik yang terkumpul kemudian diolah menggunakan larva Black Soldier Fly (BSF), mengubah 10 ton sampah makanan per hari menjadi 1-2 ton pakan ternak berkualitas tinggi. Proses ini tidak hanya menghemat 14,6 ton emisi metana per bulan—setara dengan 365 ton CO2—berkat pengalihan sampah dari TPA, tetapi juga menjawab tantangan ketergantungan Indonesia pada impor pakan ternak yang mencapai 70% menurut data Kementerian Pertanian.
Kemitraan dengan 20 organisasi, mulai dari The Westin Jakarta hingga Rekosistem, memperkuat lingkaran dampak ini. The Westin Jakarta, misalnya, merevisi Standar Operasional Prosedur (SOP) mereka dengan memisahkan sampah organik ke dalam drum khusus, menggantikan plastik sekali pakai. “Ini bukan sekadar kerja sama bisnis, tapi komitmen bersama untuk menciptakan industri yang bertanggung jawab,” jelas Rendria. Kolaborasi multidisiplin ini membuka jalan bagi Magalarva untuk menjangkau pasar internasional, dengan 14 ton pakan ternak berhasil diekspor ke Amerika Serikat pada 2024—sebuah pencapaian yang setara dengan pengurangan 18 ton emisi karbon dari transportasi laut dibandingkan jika pakan diproduksi di luar negeri.
Dampak kumulatifnya terasa di berbagai lapisan: pemulung yang sejahtera, peternak yang mendapat pakan terjangkau, hotel yang mengurangi jejak lingkungan, hingga negara yang menekan impor. “Setiap 1 ton pakan yang kami produksi, ada 5 ton sampah yang ‘diselamatkan’ dari TPA. Ini seperti memutus rantai masalah dan menciptakan rantai solusi,” tambah Rendria.
Dukungan DBS Foundation melalui program hibah menjadi katalisator percepatan ini. Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, menegaskan bahwa pendekatan ini sejalan dengan visi Impact Beyond Banking. “Kami tidak hanya mendanai, tapi membangun ekosistem yang memungkinkan inovasi seperti Magalarva tumbuh dan mereplikasi dampaknya,” ujarnya, dalam siaran resmi, Kamis (20/3/2025)
Kini, Magalarva tidak berhenti di situ. Dengan rencana ekspansi ke Korea Selatan dan Jepang, serta target meningkatkan kapasitas pengolahan hingga 20 ton per hari, mereka membidik gelombang kedua transformasi: menjadikan Indonesia sebagai contoh global dalam pengelolaan sampah berbasis nilai tambah. “Kami percaya, sampah bukan akhir cerita. Ia adalah awal dari rantai kebaikan yang bisa menyentuh banyak hidup,” pungkas Rendria.
Di tengah bayang-bayang krisis iklim dan kesenjangan ekonomi, Magalarva membuktikan bahwa sustainability bukan sekadar wacana—ia adalah roda penggerak yang menghubungkan nasib pemulung di sudut kota dengan pasar di seberang lautan, mengubah sampah jadi berkah, dan keterpurukan jadi harapan.