Indonesia Center for Mobility Studies (ICMS) kembali menggelar Dialog Industri Otomotif Nasional yang kedua, Acara dialog yang diselenggarakan bersamaan dengan pameran otomotif besar di Indonesia, Indonesia International Motor Show 2025 yang berlangsung tanggal 13 hingga 23 Februari 2025 ini, membahas isu-isu terkini terkait kebijakan baru pemerintah mengenai perpajakan dan tarif kendaraan bermotor yang mulai diberlakukan sejak awal tahun ini.
Pasar kendaraan bermotor dewasa ini tengah menghadapi berbagai tantangan sebagai akibat dari melemahnya daya beli masyarakat. Pasar otomotif Indonesia pada tahun 2024 mengalami kontraksi dengan penurunan yang cukup signifikan sebesar 14%, dengan total penjualan kendaraan secara wholesale yang menyusut dari 1.005 ribu unit pada tahun 2023 menjadi 866 ribu unit kendaraan.
Ketua Umum ICMS, Munawar Chalil dalam sambutannya mengatakan bahwa, “Dalam kondisi pasar yang sedang sulit seperti saat ini, dialog yang digelar ICMS kali ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi kita semua untuk mengeksplor berbagai pemikiran, mengidentifikasi tantangan-tantangan serta peluang dalam industri otomotif di masa depan”.
Di tengah menurunnya pasar kendaraan bermotor, segmen kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) menunjukkan pertumbuhan fenomenal sebesar 153%, dengan angka penjualan yang meningkat dari 17 ribu unit pada 2023 menjadi 43 ribu unit pada 2024. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan insentif untuk kendaraan listrik BEV produksi lokal.
Sementara itu, meskipun lebih moderat, penjualan kendaraan hybrid juga mengalami kenaikan sebesar 8%. Untuk memperluas pasar kendaraan listrik berbasis teknologi hybrid, pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif berupa diskon 3% PPnBM-DTP untuk kendaraan hybrid produksi lokal pada tahun ini, yang diharapkan dapat mempercepat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan.
Namun menariknya, meskipun insentif tersebut akan segera diterapkan, pada saat yang sama juga diberlakukan kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12%, serta pemberlakuan pajak tambahan yang dikenal sebagai opsen, sebesar 66% untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Langkah ini dikhawatirkan dapat semakin memberatkan industri otomotif yang sudah mengalami pelambatan.
Dialog industri otomotif nasional kali ini hadirkan pembicara dari Toyota, BYD, dan Hyundai yang merupakan pelaku industri kendaraan bermotor dan mewakili merek-merek kendaraan asal Jepang, China, dan Korea.
Kehadiran pengamat ekonomi senior, Josua Pardede, juga semakin menambah wawasan melalui pandangan dan tanggapannya terkait berbagai isu kebijakan perpajakan ini.
“Melalui dialog ini, kami berharap agar seluruh pemangku kepentingan dapat saling bahu membahu, sehingga industri otomotif dapat segera bangkit kembali dan mengembangkan kendaraan-kendaraan ramah lingkungan yang semakin dapat diakses oleh masyarakat luas,” ujar Chalil menutup acara ini