Di tengah persaingan sengit produsen kendaraan listrik (EV) global, BYD—raksasa otomotif China—kembali mengguncang pasar dengan meluncurkan Yangwang U7, sedan listrik mewah berkelas yang dibanderol sekitar Rp2,2 miliar. Peluncuran pada 27 Maret 2025 ini bukan hanya pamer teknologi, tetapi juga sinyal kuat bahwa China siap menggeser dominasi Tesla dan merek Eropa di segmen premium.
Dibangun di platform e4 bertegangan tinggi 800V, Yangwang U7 memadukan kecepatan, efisiensi, dan kecerdasan buatan (AI): Mesin Quad-Motor: Total tenaga 1.300 HP dan torsi 1.584 Nm, mengantar U7 mampu melesat cepat. Dari 0–100 km/jam dalam 2,9 detik—lebih cepat dari Tesla Model S Plaid (2,1 detik). Baterai & Jarak Tempur: Versi EV murni mampu menempuh 720 km (standar CLTC), sementara varian PHEV mencapai 1.000 km berkat mesin hybrid generasi terbaru. Teknologi dual-gun charging 500 kW memungkinkan pengisian daya 300 km hanya dalam 10 menit. Autonomous Driving Level 2+: Dilengkapi 3 LiDAR, 13 kamera, dan chip NVIDIA Orin-X (508 TOPS), U7 menyaingi sistem FSD milik Tesla.
Dengan koefisien drag–koefisen hambatan yang erat hubungannya dengan performa aero dinamis 0,195Cd (terendah di dunia untuk sedan), U7 mengadopsi desain aerodinamis star cockpit yang sebelumnya dipopulerkan oleh model U8. Interiornya dipenuhi layar OLED 12,8 inci dan AR-HUD yang memproyeksikan navigasi langsung di kaca depan. Fitur ini mengancam daya tarik sedan premium seperti Nio ET7 atau bahkan Xiaomi SU7 yang baru masuk pasar.
Meski belum resmi masuk Indonesia, kehadiran U7 berpotensi mengubah peta persaingan EV di Tanah Air. Sebagai pemain utama di pasar ASEAN, BYD telah menjajaki kolaborasi baterai nikel dengan perusahaan lokal. Jika U7 masuk, ia akan bersaing langsung dengan Tesla Model 3 dan Hyundai Ioniq 6—apalagi dengan keunggulan harga (setara Rp2,2 miliar) dan teknologi hybrid yang cocok untuk infrastruktur Indonesia.
Berdasarkan China EV DataTracker, BYD memimpin penjualan EV global sepanjang 2024 dengan 2 juta unit terjual, mengalahkan Tesla (1,8 juta). Peluncuran U7 memperkuat ambisi BYD merebut 15% pasar sedan premium dunia pada 2026. Sementara itu, startup seperti Xiaomi dan Nio terpaksa berinovasi lebih cepat—Xiaomi SU7, misalnya, menawarkan integrasi ekosistem IoT, tetapi kalah dalam hal performa baterai.
Kehadiran U7 juga bisa menjadi tantangan bagi VinFast yang baru saja mengumumkan pabrik di Indonesia. Meski VinFast fokus pada EV ekonomis seperti VF3, BYD memiliki keunggulan jaringan pasokan baterai dan skala produksi. Di sisi lain, MG—yang kini dikuasai SAIC Motor China—harus meningkatkan fitur untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
Peluncuran Yangwang U7 membuktikan bahwa inovasi China di sektor EV tidak hanya tentang harga murah, tetapi juga teknologi tinggi. Bagi Indonesia, ini adalah peluang sekaligus peringatan: investasi dalam infrastruktur dan regulasi yang mendukung perlu dipercepat agar tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga bagian dari rantai produksi global.
Apa keunggulan dari teknologi pengisian daya yang digunakan oleh Yangwang U7? kunjungi IT Telkom