BNI Perkenalkan Digital BNIdirect di Surabaya

Jawa Timur, sebagai salah satu motor penggerak ekonomi Indonesia, kembali menjadi sorotan dengan digelarnya acara perdana BNIdirect Capabilities Event Series oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Bertempat di The Westin, Surabaya (22/04/2025), acara bertajuk “The Digital Edge: Redefining Transaction Banking Experience” ini menjadi wadah strategis bagi para pelaku usaha untuk menyelami lebih dalam transformasi digital di sektor perbankan, sekaligus menjajaki potensi kolaborasi yang menguntungkan di ranah keuangan dan rantai pasok.

Sejumlah pimpinan teras BNI turut hadir untuk berbagi wawasan dan pandangan mengenai tren pembayaran terkini serta tantangan dan peluang yang ditawarkan oleh ekonomi digital Indonesia. Di antaranya adalah GM Divisi Wholesale Digital Channel BNI Efransyah Mudani, GM Wholesale Product & Partnership BNI I Gede Widya Anantayoga, dan Kepala Departemen Riset Makroekonomi BNI Agnes HT Samosir.

Pada kesempatan tersebut, SEVP Corporate Banking BNI Pancaran Affendi menegaskan komitmen BNI untuk terus mendampingi para nasabah korporasi dalam menghadapi dinamika bisnis yang semakin kompleks. “BNI hadir bukan hanya sebagai penyedia layanan perbankan, tetapi sebagai mitra strategis yang siap mendorong pertumbuhan bisnis nasabah melalui transformasi digital. BNIdirect kami kembangkan secara khusus untuk membantu mengelola risiko yang kompleks dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Rangkaian kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari 300 peserta—terdiri dari para pengusaha visioner, pengambil keputusan strategis, dan nasabah setia pengguna BNIdirect—ini terbagi dalam tiga sesi utama: Acara Kemampuan BNIdirect, sesi Pelatihan dan Implementasi yang mendalam, serta Acara Rantai Pasokan yang fokus pada kolaborasi.

Sesi diskusi panel pada Capabilities Event berlangsung interaktif dan konstruktif, membahas berbagai solusi terintegrasi yang ditawarkan BNI. Mulai dari pengelolaan kas (cash management) yang efisien, solusi pembiayaan perdagangan dan rantai pasok (trade and supply chain financing) yang inovatif, keunggulan digital channel BNIdirect, hingga beragam produk treasury termasuk instrumen lindung nilai (hedging) dan fasilitas direct dealing yang responsif terhadap kebutuhan pasar.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi Pelatihan dan Implementasi BNIdirect yang dirancang untuk memberdayakan para peserta dalam mengoptimalkan fitur-fitur canggih BNIdirect. Sesi ini mencakup pembaruan fitur terkini, demonstrasi langsung (live demo) yang aplikatif, serta edukasi literasi digital dan keamanan siber yang krusial di era digital ini. “Sesi ini secara konkret membantu peserta memahami cara bertransaksi secara efisien melalui platform BNIdirect, serta memaksimalkan fitur-fitur digital yang tersedia untuk mendukung operasional bisnis harian mereka,” jelas Pancaran.

Tak hanya itu, sejumlah nasabah korporasi terkemuka bersama mitra strategis mereka, seperti PLN Group dan Pupuk Indonesia Group, turut hadir untuk berbagi pengalaman dan membahas program supply chain financing serta percepatan implementasi prinsip-prinsip Supply Chain.

Rangkaian Acara BNIdirect Capabilities ini tidak akan berhenti di Surabaya. BNI berencana untuk melanjutkan acara serupa ke berbagai kota-kota lain di seluruh Indonesia, dengan tujuan menjangkau lebih banyak pelaku usaha dan memperluas pemanfaatan solusi digital BNI dalam ekosistem bisnis nasional yang dinamis.

Pemilihan Surabaya sebagai kota perdana bukan tanpa alasan. Kota pahlawan ini dinilai memiliki potensi besar dari sisi perkembangan industri yang pesat, rantai pasok (supply chain) yang kompleks, ekosistem bisnis yang solid, serta meningkatnya kebutuhan akan digitalisasi layanan keuangan di seluruh wilayah Jawa Timur.

Dalam kesempatan tersebut, Agnes Samosir memaparkan bahwa perekonomian Indonesia menunjukkan pertumbuhan dan ketahanan yang cukup baik sepanjang tahun 2024. Namun, memasuki tahun 2025, tantangan baru muncul dari dinamika global, terutama kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS). “Kebijakan ini menciptakan ketidakpastian di pasar global dan berpotensi memberikan dampak pada perekonomian domestik,” ujar Agnes dengan nada mengingatkan.

Lebih lanjut, Agnes mengimbau para pelaku usaha untuk mewaspadai dampak dari potensi penerapan tarif resiprokal oleh mitra dagang utama AS. Meskipun dampak langsung terhadap Indonesia diperkirakan relatif terbatas karena eksposur perdagangan yang tidak terlalu besar, efek tidak langsung dapat menjadi lebih signifikan, terutama melalui potensi perlambatan perekonomian negara-negara mitra dagang utama AS, seperti Tiongkok.

“Di sektor keuangan, para pelaku usaha juga perlu mencermati potensi volatilitas nilai tukar serta terbatasnya ruang penurunan suku bunga acuan. Untuk membantu para pelaku usaha mengelola risiko pasar dengan lebih baik, BNI Treasury menyediakan beragam produk keuangan yang dirancang khusus untuk menjaga stabilitas bisnis di tengah ancaman global, seperti transaksi valuta asing, pasar uang, produk investasi berupa obligasi, depo swap, market linked, dan depoplus, transaksi derivatif/lindung nilai, BNI FX, dan penyelesaian mata uang lokal BNI,” pungkas Agnes.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *