Dalam upaya mendukung transisi energi hijau di Indonesia, PT Toyota-Astra Motor (TAM) berkolaborasi dengan PT Pertamina Patra Niaga dan PT Serasi Autoraya (TRAC) untuk mengeksplorasi potensi bioethanol sebagai bahan bakar alternatif. Melalui Use Case Collaboration, ketiga perusahaan ini memadukan keahlian masing-masing untuk menciptakan ekosistem kendaraan yang lebih ramah lingkungan
Sejalan dengan strategi multi-pathway Toyota, program ini mencakup uji coba bioethanol E10 (campuran 10% bioethanol dalam bensin). Teknologi ini diterapkan pada kendaraan Toyota yang mencakup mesin pembakaran internal (ICE) dan elektrifikasi seperti Hybrid EV dan Plug-In Hybrid EV. “Kolaborasi ini adalah langkah penting dalam mempromosikan penggunaan energi terbarukan dalam kendaraan sehari-hari, mendukung target Indonesia Net Zero Emission 2060,” ujar Hiroyuki Ueda, President Director PT TAM.
Pertamina Patra Niaga mengambil peran dengan menyediakan bahan bakar bioethanol E10. Setelah meluncurkan Pertamax Green 95 dengan E5 pada 2023, peningkatan ke E10 diharapkan memberikan efisiensi pembakaran lebih baik sekaligus mendukung ekonomi lokal melalui pemberdayaan petani sebagai pemasok bahan baku bioethanol.
TRAC, yang memimpin di sektor penyewaan kendaraan, akan menggunakan armada berbahan bakar bioethanol E10 untuk operasi sehari-hari. Dengan dukungan teknologi Astra Fleet Management System (AstraFMS), TRAC akan memonitor data kendaraan secara real-time, termasuk konsumsi bahan bakar dan perilaku berkendara. “Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menekan emisi karbon hingga 30% pada 2030,” ungkap Mohammad Farauk, Presiden Direktur PT Serasi Autoraya.
Program yang berpusat di Surabaya ini melibatkan 50 kendaraan Toyota, termasuk Kijang Innova Zenix Hybrid EV dan Avanza. Data uji coba meliputi konsumsi bahan bakar, emisi karbon, dan kondisi mesin yang akan dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar konvensional.
Melalui sinergi ini, Toyota, Pertamina, dan TRAC tidak hanya mengejar efisiensi energi, tetapi juga mendorong kesadaran masyarakat untuk beralih ke bahan bakar ramah lingkungan. Kolaborasi selama satu tahun ini menjadi langkah konkrit menuju mobilitas masa depan yang berkelanjutan.