Piutang Pembiayaan Adira Finance Tembus Rp57 Triliun di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Ketidakpastian ekonomi global masih berlanjut, dipengaruhi oleh eskalasi geopolitik, penurunan aktivitas manufaktur di Asia, dan melemahnya permintaan global, terutama di China. Di sisi lain, pasar keuangan global mulai menunjukkan tanda-tanda stabilisasi setelah Federal Reserve menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,75%-5,00% pada September 2024, yang mendorong penurunan tekanan likuiditas.

Di Indonesia, tantangan ekonomi serupa dihadapi, khususnya dengan melemahnya kinerja manufaktur dan penurunan jumlah kelas menengah. Meskipun demikian, menurut Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 diperkirakan tetap di sekitar 5%, sementara inflasi terjaga di level 2,51%. Bank Indonesia juga telah menurunkan suku bunga BI7DRR sebesar 25 basis poin menjadi 6,00%.

Sejalan dengan kondisi ekonomi domestik yang menantang, kinerja industri otomotif di Indonesia tetap melesu hingga September 2024. Penjualan ritel mobil baru turun 12% y/y menjadi 657 ribu unit, sedangkan penjualan sepeda motor baru meningkat 5% y/y menjadi 4,7 juta unit.

“Adira Finance membukukan penurunan pembiayaan baru sebesar 9% y/y menjadi Rp27,8 triliun hingga 9M24, terutama dipengaruhi oleh penurunan segmen otomotif. Namun, perusahaan berhasil mencatat pertumbuhan positif di segmen non-otomotif mencapai Rp6,8 triliun, dengan pembiayaan multiguna sebagai kontributor terbesar,” ujar Dewa Made Susila, Direktur Utama Adira Finance. Piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) tumbuh 7% y/y menjadi Rp56,6 triliun.

Adira Finance juga mencatatkan pembiayaan syariah sebesar Rp5,9 triliun, atau 21% dari total pembiayaan baru, dan pembiayaan kendaraan listrik (EV) sebesar Rp290 miliar pada 9M24.

Perusahaan terus memperluas jaringan bisnis secara selektif dan mengoptimalkan platform digital seperti Adiraku, momobil.id, momotor.id, dan dicicilaja.com. Selain itu, Adira Finance mendukung UMKM melalui Adira Festival Pasar Rakyat (FPR) serta menyelenggarakan Program UMRAH Untuk Sahabat sebagai apresiasi kepada pelanggan setia.

Dari sisi keuangan, pendapatan perusahaan mencapai Rp7,5 triliun, naik 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, beban meningkat 18% y/y menjadi Rp6,1 triliun, menyebabkan laba bersih turun 17% y/y menjadi Rp1,1 triliun. Rasio gearing tercatat sebesar 1,9 kali pada September 2024, didukung oleh penerbitan Obligasi Berkelanjutan VI sebesar Rp2,0 triliun yang oversubscribe hingga 2,3 kali.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Posts