Indonesia baru saja menyaksikan pergantian kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden terpilih Prabowo Subianto. Survei terbaru menunjukkan bahwa kinerja Jokowi mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir, khususnya terkait isu ekonomi, ketenagakerjaan, kemiskinan, dan pemberantasan korupsi.
Penurunan ini mencerminkan sejumlah tantangan yang belum terselesaikan dan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan baru. Kini, harapan masyarakat tertuju pada Prabowo Subianto, dengan ekspektasi tinggi untuk memenuhi janji-janji perubahan.
Survei Nasional Kawula (NKS), yang dilakukan setiap kuartal untuk mengukur kinerja pemerintah dari sudut pandang masyarakat, mencatat penurunan skor Jokowi dari 5,7 pada kuartal kedua menjadi 5,4 pada kuartal ketiga 2024 (skala 1–10). “Penurunan ini mungkin disebabkan oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap penyelesaian masalah inti yang masih tertinggal,” jelas Oktafia Kusuma, Research Fellow di Kawula17.
Beberapa isu utama yang mendapat perhatian publik adalah ekonomi, pekerjaan, kemiskinan, dan korupsi. Penilaian terburuk terlihat pada isu korupsi, dengan 90% responden menilai Jokowi kurang efektif dalam menangani kasus-kasus korupsi besar yang belum terselesaikan.
Tantangan lain yang mendapat sorotan adalah pengentasan kemiskinan, dengan 68% masyarakat menilai kinerja Jokowi (sangat) buruk dalam aspek ini. Walaupun berbagai program bantuan sosial telah diluncurkan, angka kemiskinan masih relatif tinggi. Di sektor ketenagakerjaan, 47% responden merasa pemerintah belum cukup berhasil menyediakan lapangan pekerjaan.
Di sisi lain, Jokowi mendapat apresiasi dalam bidang pendidikan, di mana 36% responden memberikan penilaian positif. Besarnya alokasi anggaran pendidikan hingga Rp665 triliun pada tahun 2024, naik signifikan dari Rp353,39 triliun pada 2014, sejalan dengan program bantuan operasional sekolah (BOS) dan beasiswa.
Setelah pergantian kepemimpinan, publik mulai menunjukkan optimisme terhadap pemerintahan Prabowo. Sebanyak 45% responden percaya bahwa Prabowo akan mampu memenuhi janji-janji kampanyenya. Tingkat optimisme ini terutama tinggi di kalangan masyarakat berusia 35-44 tahun (59%) dan mereka yang aktif dalam kegiatan politik (62%). “Optimisme masyarakat terhadap Prabowo meningkat 7% dari kuartal kedua ke kuartal ketiga 2024, dipicu oleh citranya sebagai sosok tegas dan berani dengan dukungan luas dari berbagai kelompok,” tambah Oktafia.
Pemerintahan Prabowo akan menghadapi tantangan besar, terutama dalam memenuhi harapan publik. Selain pemberantasan korupsi, program ekonomi yang efektif untuk mengatasi badai deflasi, peningkatan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan menjadi agenda yang dinantikan publik. Di bidang lingkungan, masyarakat menilai bahwa pengelolaan sampah (38%), banjir (31%), dan polusi udara (29%) menjadi isu prioritas.
Survei ini dilakukan pada 19–23 September 2024 dengan 425 responden dari seluruh Indonesia, berusia 17–44 tahun, dan memiliki margin of error sebesar 5%.
PP17 adalah yayasan independen di Indonesia yang beroperasi secara netral dan tidak terpengaruh dukungan politik. Berfokus pada pendidikan masyarakat, khususnya generasi muda, PP17 bertujuan meningkatkan kesadaran tentang isu sosial, ekonomi, dan politik melalui informasi yang komprehensif.
Melalui aplikasi Kawula17, PP17 menyediakan platform Virtual Advice Application (VAA) yang memberikan panduan posisi partai politik terhadap isu-isu terkini. Kawula17 secara rutin memperbarui aplikasi dan melakukan survei triwulan untuk menjaga relevansi informasi demi masyarakat yang lebih terinformasi.