Dari Balet ke Balap: Perjalanan Mako Hirakawa Menuju Beyond Rally

Jepang kini bangga berada dalam sorotan kesuksesan FIA World Rally Championship (WRC) bersama Toyota Gazoo Racing dan pembalap andalan mereka, Takamoto Katsuta. Namun, di luar tim utama WRC, ada dunia motorsport yang dinamis di Jepang yang membuka jalan bagi Mako Hirakawa, seorang wanita berusia 27 tahun, untuk mencapai final Beyond Rally Women’s Driver Progra.

Mako Hirakawa menempuh perjalanan yang unik menuju dunia reli. Awalnya, ia dilatih sebagai penari balet, namun kecintaan sang ayah pada dunia motorsport memperkenalkannya pada mobil di usia muda. Sejak itu, lahir kecintaannya pada kecepatan dan kompetisi, yang akhirnya mendorong Mako untuk meniti karier di balik kemudi. “Saya memulai balapan sirkuit ketika saya masih kecil,” jelas Mako, “tapi ayah saya mulai ikut reli, dan itulah alasan saya terjun ke dunia reli juga,” katanya seperti dikutip WRC.com

Kini, setelah tujuh tahun menekuni karier reli, Mako menemukan inspirasi dalam diri Takamoto Katsuta. “Olahraga reli di Jepang tidak sepopuler sepak bola atau bisbol, jadi melihat Taka tampil baik sangatlah menginspirasi. Karena Taka adalah pembalap Jepang yang bersaing di WRC, ini memberikan banyak semangat dan kegembiraan bagi pembalap Jepang lainnya,” ungkap Mako.

Taka, pembalap WRC, juga merupakan teman keluarga Mako, yang membuatnya bisa berbicara tentang reli saat Taka pulang ke Jepang. “Kakak saya berteman dengan Taka. Taka jarang ke Jepang, tapi saat dia pulang, saya bisa berbicara dengannya tentang reli. Tidak begitu spesifik untuk mendapatkan saran, tapi kami berbicara tentang olahraga ini. Dia adalah panutan, karena seperti saya, dia memulai di balapan sirkuit, kemudian beralih ke reli dan menjadi sangat populer.”

Mako kini harus mengerahkan semua semangat juangnya untuk tantangan berikutnya, karena final program Beyond Rally akan memberikan tantangan baru yang cukup besar.

“Hampir setiap hari saya berlatih membuat pacenote, menulisnya, atau menonton video. Ini adalah kepribadian saya; saya tidak keberatan melangkah perlahan hari demi hari untuk mencapai tujuan saya. Final nanti akan menjadi kali pertama saya mengendarai mobil dengan setir kiri, tentu ada rasa gugup, tapi saya ingin memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin dan belajar. Saya akan melakukan yang terbaik.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Posts